PENETAPAN
KADAR AIR PADA SAMPEL PUPUK
Nama
: Reynaldi
NIS
: 124877
Kelas/
Kelompok : 3A/ A.2.2
Tanggal
Mulai :
24 Maret 2015
Tanggal
Selesai : 24 Maret 2015
Judul
Penetapan : Penetapan Kadar Air
dalam Sampel Pupuk (Urea, NPK, ZA)
Tujuan
Penetapan : Untuk mengetahui kadar air
dalam sampel pupuk (urea, NPK, ZA)
Dasar
Prinsip
:
Prinsip dari metode oven
pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan
menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara
berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
Landasan
Teori :
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita
tinggalkan, tetapi seiring diabaikannya dalam pembahasan mengenai gizi. Air
digunakan dalam jumlah yang lebih besar, baik dalam pangan maupun dalam tubuh
manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada seluruh bobot
tubuh, hampir 60 hingga 70 persen tubuh manusia terdiri dari air, jumlah yang
tepat tergantung dari faktor seperti usia, kelamin, keadaan kesehatan dan
kegiatan fisik (Suhardjo dkk, 1977).
Penetapan kandungan air
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya.
Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven
pada suhu 105 – 110°C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan.
Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak,
daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu
yang lebih rendah. Kdang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan
dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat
yang konstan (Winarno,2004).
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya
tinggi dan mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti
sayuran dan susu, menggunakan metode distilasi dengan pelarut tertentu, selain
itu untuk bahan yang mengandung kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur
dengan menggunakan refraktometer disamping menentukan padatan terlarutnya pula.
Disamping cara fisik, ada pula cara kimia untuk menentukan kadar air. Mc Neil
mengukur kadar air berdasarkan volume gas asitilen yang dihasilkan dari reaksi
kalsium karbida dalam bahan yang akan diperiksa, cara bahan ini dipergunakan
untuk bahan-bahan seperti sabun, tepung, kulit, buuk biji panili, mentega dan
sari buah (Winarno, 2004).
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara
yaitu berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet
basis). Kadar air secara dry basis adalah perbandingan antara berat air di
dalam bahan tersebut dengan berat keringnya.Bahan kering adalah berat bahan
asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara wet
basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat
bahan mentah (Anonim,2009).
Penentuan kadar air untuk berbagai bahan berbeda-beda
metodenya tergantung pada sifat bahan. Seperti misalnya:
1. Untuk
bahan yang tidak tahan panas, berkadar gula tinggi, berminyak dan lain-lain
penentuan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan oven vakum dengan suhu
rendah.
2. Untuk
bahan yang mempunyai kadar air tinggi dan mengandung senyawa volatil (mudah
menguap) penentuan kadar air dilakukan dengan cara destilasi dengan pelarut
tertentu yang berat jenisnya lebih rendah daripada berat jenis air.
3. Untuk
bahan cair yang berkadar gula tinggi, penentuan kadar air dapat dilakukan
dengan menggunakan reflaktometer.
Kadar
Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang
terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen.Kadar air juga merupakan
satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.Kadar air
dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut (Sandjaja 2009).
Penentuan
Kadar Air
Penentuan
kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada
sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan
bahan dalam oven pada suhu 105-110ºC selama 3 jam atau sampai didapat berat
yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya
air yang diuapkan.Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, dilakukan pemanasan
dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah.(Winarno.1992).
Kadar
air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Metode
pengeringan
2. Metode
destilasi
3. Metode
kimiawi
4. Metode
fisis
Dalam percobaan kali ini yang metode yang
digunakan dalam melakukan proses penetapan kadar air menggunkan cara
pengeringan dengan metode oven biasa.
Penentuan
kadar air dengan cara pengeringan prinsipnya yaitu menguapkan air yang ada
dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat
konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.Cara ini relatif mudah dan murah.
Kelemahan
cara ini adalah :
•
Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap
air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain.
•
Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami
oksidasi.
•
Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun
sudah dipanaskan.
Dalam melakukan proses pengeringan untuk
mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan
terbentuknya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan, maka dapat
dilakukan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh
hasil yang lebih mencerminkan kadar air yang sebenarnya (Sudarmadji 2003).
Metode
Oven Biasa
Metode oven biasa yang digunakan merupakan
salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan
pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air
menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan
tertentu.Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang
terkandung.Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap
pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah kandungan
sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan dan serealia (AOAC 1984).
Pupuk N P K
Pupuk NPK adalah termasuk jenis pupuk majemuk yang
mengandung tiga unsur hara yaitu N P dan K. NPK adalah kepanjangan dari N untuk
Nitrogen, P untuk Phosfat dan K untuk Kalium. Banyak produsen pupuk yang
memproduksi pupuk NPK dengan berbagai komposisi seperti Pupuk NPK Kujang dengan
Komposisi 30:6:8
yang artinya di dalam kemasan pupuk NPK kujang mengandung 30% N, 6% P dan 8% K dan jika kita konversikan ke dalam kilogram, maka di dalam 100 Kg pupuk NPK Kujang terdapat 30 Kg "N", 6 Kg "P", dan 8 Kg "K".
Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.
Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalam kemasaannya.
Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.
Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.
memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.
yang artinya di dalam kemasan pupuk NPK kujang mengandung 30% N, 6% P dan 8% K dan jika kita konversikan ke dalam kilogram, maka di dalam 100 Kg pupuk NPK Kujang terdapat 30 Kg "N", 6 Kg "P", dan 8 Kg "K".
Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.
Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalam kemasaannya.
Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.
Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.
memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.
PUPUK UREA
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau
(NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang
terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamide resin, isourea, carbonyl
diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa
organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme
PUPUK ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang
berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah.
Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea.
Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan
ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang
terkena aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan padatanah alkalin.
Dibandingkan pupuk lain (misal amonium nitrat),
pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga mampu meningkatkan
biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian
Pupuk ini bersama dengan pupuk berbahan dasar
amonia lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan Afghanistan karena
mampu digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.
Alat dan Bahan :
Alat:
o Cawan porselin
o Spatula
o Eksikator
o Oven
o Neraca digital
o Gegep
Bahan:
o Pupuk NPK
o Pupuk Urea
o Pupuk ZA
Cara
kerja
:
1. Memijarkan cawan ditanur,dinginkan dalam
eksikator
2. Menimbang bobot cawan kosong
3. Menimbang contoh 3 gram
4. Memasukkan dalam oven
5. Mendinginkan dalam eksikator
6. Menimbang bobot cawan yang sudah didinginkan
Pengamatan :
1. Pupuk Urea
Bobot
petridish
kosong
= 35,7299 g
Bobot
petridish + sampel (sebelum
pengeringan)
= 38,7744 g
Bobot
petridish + sampel (setelah
pengeringan)
= 38,7612 g
2. Pupuk ZA
Bobot
petridish
kosong =
40,1242 g
Bobot
petridish + sampel (sebelum
pengeringan)
= 43, 1336 g
Bobot
petridish + sampel (setelah
pengeringan)
= 43, 0942 g
3. Pupuk NPK
Bobot
petridish
kosong =
38, 2883 g
Bobot
petridish + sampel (sebelum
pengeringan)
= 41, 2963 g
Bobot
petridish + sampel (setelah
pengeringan)
= 41, 0793 g
Perhitungan :
Urea
% air = ((b –
c)/ (b-a)) * 100 %
=
((38,7744 – 38,7612)/ (38,7744 – 35,7299) * 100 %
= 0,43 %
ZA
% air = ((b –
c)/ (b-a)) * 100 %
=
((43,1336 – 43,0942) / (43,1336 – 40,1242)) * 100%
= 1,31 %
NPK
% air = ((b –
c)/ (b-a)) * 100 %
= ((41,2963 – 41,0793) / (41,2963 –
38,2883)) * 100%
= 7,21 %
Kesimpulan :
Dari hasil
analisis, dapat disimpulkan bahwa kadar air pada sampel pupuk urea, ZA, dan NPK
berturut- turut adalah 0,43 %; 1,31 %; 7,21 %.
Daftar
Pustaka :
o http://faridahanumgm47.blogspot.com/2012/03/penetapan-kadar-air-metode-oven-biasa.html
o http://petani-kecil.blogspot.com/2013/06/pupuk-n-p-k.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar