Senin, 06 April 2015

PENETAPAN KADAR P2O5 DALAM SAMPEL PUPUK NPK

PENETAPAN KADAR P2O5 DALAM SAMPEL PUPUK NPK
Nama                         : Reynaldi
NIS                            : 124877
Kelas/ Kelompok         : 3A/ A.2.2
Tanggal Mulai             : 24 Maret 2015
Tanggal Selesai          : 24 Maret 2015
Judul Penetapan         : Penetapan Kadar P2O5 dalam Sampel Pupuk NPK
Tujuan Penetapan       : Untuk mengetahui kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK
Dasar Prinsip              :
Larutan dari pupuk P2O5 yang dipanaskan, diendapkan dengan NH4OH dan sedikit campuran magnesia membentuk NH4MgPO4. Endapan yang telah bebas Cl-diabukan dan ditimbang sebagai MgP2O7 yang berwarna putih. Kemudian dihitung kadar P2O5 dan hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas pupuk yang dianalisis.
Reaksi                        :


Landasan Teori           :
Deskripsi dari Pupuk

Untuk memperoleh makanan, cara yang dilakukan sangat manusia, hewan, dan tumbuhan sangat berbeda. Manusia dan hewan dapat berpindah tempat, sedangkan tumbuhan tergantung pada tanah tempatnya berada.Jenis makanan yang diperlukan oleh manusia dan hewan berupa unsur organik atau senyawa organik yang kompleks, sedangkan makanan yang dibutuhkan tumbuhan berupa unsur-unsur anorganik sederhana yang dikenal dengan istilah unsur hara.
Dalam tanah terdapat 16 jenis unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banya dikenal dengan unsur makro, terdiri atas 9 unsur yaitu C, H, O, N, K, P, S, Mg, dan Ca. Sedangkan unsure hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit dikenal dengan unsur mikro, terdiri atas 7 unsur yaitu Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo. Ke-16 unsur tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Apabila dalam tanah tidak mengandung unsur-unsur tersebut maka tanah harus diberi pupuk sesuai dengan jenis tanah yang digunakan sebagai lahan tanam.Pupuk (fertilizer) adalah suatu zat yang ditambahkan dengan tujuan agar kesuburan tanah ditingkatkan, sehingga tanaman menjadi lebih produktif.

Bahan dan Kandungan Pupuk
            Bahan-bahan pembuat pupuk adalah Carrier, double superfosfat, CaSO4, Fosfor, kotoran (impurities), Za, asam bebas (H2SO4), bahan mantel (coated), dan Filler (pengisi).
            Adapun kandungan pupuk meliputi Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium(K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mg), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo).

Fungsi Pupuk
·                     Menambah dan menyuburkan tanah 
·                     Sebagai vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah.
·                     Menghidupkan kembali jasad renik yang ada dalam tanah.
·                     Merangsang tanaman agar tumbuh sehat.
·                     Melindungi tanaman dari hama penyakit
·                     Menaikan mutu dan porudktivitas hasil tanaman

FOSFOR
Fosfor adalah salah satu unsur hara makro sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun kandungannya lebih rendah dibandingkan nitrogen, kalium,dan kalsium. Tanaman menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- yang terdapat dalam tanah.Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada pH yang lebih tinggi (>7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion – ion tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam nukleat, fitin dan fostohumat

Fosfor berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan .

Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu P- organik dan P-anorganik.Gejala kekurangan fosfor bagi tanaman pertumbuhan kerdil (pembelahan sel terhambat), daun-daun menjadi unggu atau coklat mulai dari ujung daun, pembentukan buah tidak sempurna.

 Tanah yang kekurangan zat fospor jelek juga akibatnya bagi tanaman.Gejala yang nampak ialah warna daun seluruhnya berubah mmenjadi kelewat tua, dan sering nampak mengkiliap kemerahan.Pada tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.Kalau tanamannya kelak berbuah, maka buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas pula matang.Pada tanah serupa ini perlu dipupuk dengan pupuk yang mengandung unsur fospor (P).Kalau tidak maka tanaman yang ditanam pada tanah ini tetap bernasib jelek.

Tanah Alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin, tufa dan lahar. Bentuk wilayah yang beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya bergam dari rendah hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga dalam. Memiliki sifat kimia dan fisika yang relatif baik

Tanah Alfisol Terhadap Kandungan P2O5

Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit dan lain-lain.Gejala kekurangan fosfor (P) dapat menyebabakan pertumbuhan tanaman kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun tidak sempurna serta mudah terserang penyakit.Kekurangan Pdalam tanah dapat disebakan oleh jumlah P yang sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diamabil oleh tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasai) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).

Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah firofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P dan K metafosfat.Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi da dekomposisi bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman (Anonim, 2010).

Tanah Alfisol memiliki pH yang berubah dengan meningkatnya kedalaman dengan cenderung lebih tinggi pada bagian bawah profil dan pada sejumlah bahan-bahan glacial sampai ke suatu zona karbonat bebas dengan pH 8,0 atau lebih tinggi. Hal ini menyebabkan berubahnya mobilitas elektroporetik koloid-koloid hasil pelapukan. Koloid ini akan bergerak lambat pada pH yang lebih tinggi dibanding di bagian atas horizon B yang secara umum mempunyai pH sangat rendah (Lopulisa, 2004)

Pengaruh Ketersediaan Posfor
Fosfor secara sederhana disebut sebagai P2O5 yang diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat sehingga kemudian berpengaruh terhadap banyak hal antara lain berhubungan dengan pH  tanah, adanya Al, Fe, dan Ca larut, serta bahan organik dalam tanah. Berikut kriteria kriteria P2O5 dalam tanah (Hakim, dkk., 1986) :

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersedfiaan fosfor diantaranya pH tanah, besi dan aluminium yang dapat larut, terdapatnya mineral yang mengandung besi, aluminium dan mangan, kalsium tersedia dan mineral kalsium, jumlah dekomposisi bahan organic dan kegiatan mikroorganisme (Buckman dan Brady, 1982)

Fosfor memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tanaman karena tidak semua fosfor dalam tanah tersedia untuk tanaman.Dalam hal ini unsure fosfor sangat bergantung pada sifat dan cirri tanah serta pengelolaan tanah itu sendiri oleh manusia.Disamping itu pertambahan fosfor kedalam tanah tidak terjadi dengan pengikatan biokimia sepertihalnya nitrogen, tetapi hanya bersumber dari deposit batuan dan mineral yang mengandung fosfor di dalam tanah. Oleh karena itu kadar fosfor tanah juga ditentukan oleh banyak atau sedikitnya cadangan mineral yang mengandung fosfor dan tingkat pelapukannya (Tan, 1991).

 Hubungan P Terhadap Kesuburan Tanah    

Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer dan sekunder (H2PO4-atau HPO4-). Bentuk P  lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat  dan metafosfat, dan P-organik hasil dekomposisi bahan organic seperti fosfolipid, asam nukleat dan  phytin (Sarief, 1986).

Mikroorganisme sangat memiliki peran penting dalam terciptanya fosfor.Senyawa P organik diubah dan dimeneralisasi menjadi senyawa organik. Dari sifat unsur P sebagai bahan organik maka unsur ini memiliki peranan uang sangat essensial dalam kesuburan tanah dimana asupan nutrisi dari bahan organik sangan membentu menaikkan kadar unsur hara tanah dalam mencapai intensitas kesuburan yang optimal (Buckman dan Brady, 1982).

Kebanyakan pupuk P berbentuk ortofosfat (PO4-3),bentuk lainnya yang lebih jarang adalah metafosfat (PO3-) dan pirofosfat (P2O-4).Kedua bentuk yang terakhir akan berubah menjadi ortofosfat,apabila mereka diberikan kedalam tanah.Dua jenis pupuk P yang sering digunakan  adalah TSP (Superfosfat Tunggal) dan SP-36 (Superfosfat 36).Ca(H2PO4)2 . H2O dan (NH4)2HPO4 sendiri sebenarnya mempunyai kelarutan di dalam air yang cukup tinggi.Tetapi,oleh karena kapasitas fiksasi tanah jauh lebih besar,jarak yang ditempuh oleh difusi fosfor,sebelum akhirnya mereka mengendap,hanya beberapa millimeter saja.Pemupukan fosfor yang berulang-ulang jelas mengakibatkan penyebab heterogen.Pengolahan tanah yang sifatnya mekanislah yang dapat membuat mereka merata di dalam tanah (Indranada,H.K,1994)

Pupuk N P K

Pupuk NPK adalah termasuk jenis pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara yaitu N P dan K. NPK adalah kepanjangan dari N untuk Nitrogen, P untuk Phosfat dan K untuk Kalium. Banyak produsen pupuk yang memproduksi pupuk NPK dengan berbagai komposisi seperti Pupuk NPK Kujang dengan Komposisi 30:6:8
yang artinya di dalam kemasan pupuk NPK kujang mengandung 30% N, 6% P dan 8% K dan jika kita konversikan ke dalam kilogram, maka di dalam 100 Kg pupuk NPK Kujang terdapat 30 Kg "N", 6 Kg "P", dan 8 Kg "K".

Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.

Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalam kemasaannya.

Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur  beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.

Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.

memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.

Alat dan Bahan           :
Alat:
o   Gelas piala 100 ml
o   Spatula
o   Neraca
o   Kaki tiga
o   Corong
o   Pengaduk
o   Pipet tetes
o   Cawan porselin
o   Tanur
o   Eksikator

Bahan:
Bahan :
o   Pupuk NPK
o   Aquadest
o   NH4Cl 2 M
o   NH4OH
o   HCl

Cara Kerja                  :
1.    Ditimbang 5 gram contoh ke dalam gelas piala,dibubuhi air suling ,dipanaskan,disaring,endpan dicuci dengan 3 x 10 ml air suling panas 
2.    Filtrat ditampung lalu dibubuhi 10 ml NH4Cl 2 M dan 10 ml campuran magnesia 
3.    Apabila menjadi keruh ditambah HCl (1 : 1 ) hingga larut
4.    Dibubuhi indikator PP,diendapkan dengan NH4OH ( 1 : 10 ) berlebih
5.    Endapan diaging dalam es lalu disaring dan dicuci dengan NH4OH ( 1 : 20 ) samapi bebas klorida
6.    Endapan dikeringkan,dipijarkan dan ditimbang sampai bobot tetap
7.    Dihitung kadar P2O5 yang larut dalam air

Pengamatan               :
Bobot contoh                 =          5,0044 g
Bobot cawan kosong     =          26, 3810 g
Bobot cawan + abu        =          26, 8448 g

Perhitungan                :
% P2O5        = ((fk * bobot abu) / bobot contoh) * 100 %
                     = (((142 / 222) * (26,8448 -26,3810)g) / 5,0044g) * 100 %
                     =  5,93 %

Kesimpulan                 :
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 yang larut dalam air dalam sampel pupuk NPK adalah sebesar 5,93 %.

Daftar Pustaka           :
o   Novizan.1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.
o   http://petani-kecil.blogspot.com/2013/06/pupuk-n-p-k.html 


PENETAPAN KADAR AIR PADA SAMPEL PUPUK

PENETAPAN KADAR AIR PADA SAMPEL PUPUK
Nama                         : Reynaldi
NIS                            : 124877
Kelas/ Kelompok         : 3A/ A.2.2
Tanggal Mulai             : 24 Maret 2015
Tanggal Selesai          : 24 Maret 2015
Judul Penetapan         : Penetapan Kadar Air dalam Sampel Pupuk (Urea, NPK, ZA)
Tujuan Penetapan       : Untuk mengetahui kadar air dalam sampel pupuk (urea, NPK, ZA)
Dasar Prinsip              :
Prinsip dari metode oven pengering  adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.

Landasan Teori           :
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita tinggalkan, tetapi seiring diabaikannya dalam pembahasan mengenai gizi. Air digunakan dalam jumlah yang lebih besar, baik dalam pangan maupun dalam tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada seluruh bobot tubuh, hampir 60 hingga 70 persen tubuh manusia terdiri dari air, jumlah yang tepat tergantung dari faktor seperti usia, kelamin, keadaan kesehatan dan kegiatan fisik (Suhardjo dkk, 1977).
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110°C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kdang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan (Winarno,2004).

Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran dan susu, menggunakan metode distilasi dengan pelarut tertentu, selain itu untuk bahan yang mengandung kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur dengan menggunakan refraktometer disamping menentukan padatan terlarutnya pula. Disamping cara fisik, ada pula cara kimia untuk menentukan kadar air. Mc Neil mengukur kadar air berdasarkan volume gas asitilen yang dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dalam bahan yang akan diperiksa, cara bahan ini dipergunakan untuk bahan-bahan seperti sabun, tepung, kulit, buuk biji panili, mentega dan sari buah (Winarno, 2004).
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis). Kadar air secara dry basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat keringnya.Bahan kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara wet basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah (Anonim,2009).
Penentuan kadar air untuk berbagai bahan berbeda-beda metodenya tergantung pada sifat bahan. Seperti misalnya:
1.            Untuk bahan yang tidak tahan panas, berkadar gula tinggi, berminyak dan lain-lain penentuan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan oven vakum dengan suhu rendah.
2.            Untuk bahan yang mempunyai kadar air tinggi dan mengandung senyawa volatil (mudah menguap) penentuan kadar air dilakukan dengan cara destilasi dengan pelarut tertentu yang berat jenisnya lebih rendah daripada berat jenis air.
3.            Untuk bahan cair yang berkadar gula tinggi, penentuan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan reflaktometer.

Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen.Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut (Sandjaja 2009).

Penentuan Kadar Air
Penentuan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-110ÂșC selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, dilakukan pemanasan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah.(Winarno.1992).
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara antara lain :
1.    Metode pengeringan
2.    Metode destilasi
3.    Metode kimiawi
4.    Metode fisis
Dalam percobaan kali ini yang metode yang digunakan dalam melakukan proses penetapan kadar air menggunkan cara pengeringan dengan metode oven biasa.
Penentuan kadar air dengan cara pengeringan prinsipnya yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.Cara ini relatif mudah dan murah.
Kelemahan cara ini adalah :
• Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain.
• Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi.
• Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Dalam melakukan proses pengeringan untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan terbentuknya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan, maka dapat dilakukan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih mencerminkan kadar air yang sebenarnya (Sudarmadji 2003).

Metode Oven Biasa
Metode oven biasa yang digunakan merupakan salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu.Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung.Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah kandungan sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan dan serealia (AOAC 1984).

Pupuk N P K

Pupuk NPK adalah termasuk jenis pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara yaitu N P dan K. NPK adalah kepanjangan dari N untuk Nitrogen, P untuk Phosfat dan K untuk Kalium. Banyak produsen pupuk yang memproduksi pupuk NPK dengan berbagai komposisi seperti Pupuk NPK Kujang dengan Komposisi 30:6:8
yang artinya di dalam kemasan pupuk NPK kujang mengandung 30% N, 6% P dan 8% K dan jika kita konversikan ke dalam kilogram, maka di dalam 100 Kg pupuk NPK Kujang terdapat 30 Kg "N", 6 Kg "P", dan 8 Kg "K".

Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.

Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalam kemasaannya.

Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur  beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.

Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.

memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.

PUPUK UREA
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbonhidrogenoksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resinisoureacarbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYbW3gOfzVCGxb_ylgr6C_xddJK0OTa4a-eGjLD-inRQROXevF0ozErbG9xzlG7LaURw-Wequ-0RuH_0AdLOZfi9NXe-APFDj0NXoVLsTODzmMgZDLI3bwUlFoN5MkLVAShw_pIkXXn8Q/s1600/Urea_Synthesis_Woehler.png


PUPUK ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belandazwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan padatanah alkalin. Dibandingkan pupuk lain (misal amonium nitrat), pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga mampu meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian
Pupuk ini bersama dengan pupuk berbahan dasar amonia lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan Afghanistan karena mampu digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.

Alat dan Bahan           :
Alat:
o   Cawan porselin
o   Spatula
o   Eksikator
o   Oven
o   Neraca digital
o   Gegep 

Bahan:
o   Pupuk NPK
o   Pupuk Urea
o   Pupuk ZA

Cara kerja                              :
1.    Memijarkan cawan ditanur,dinginkan dalam eksikator 
2.    Menimbang bobot cawan kosong 
3.    Menimbang contoh 3 gram
4.    Memasukkan dalam oven  
5.    Mendinginkan dalam eksikator
6.    Menimbang bobot cawan yang sudah didinginkan

Pengamatan                           :
1.    Pupuk Urea
Bobot petridish kosong                                                  =          35,7299 g
Bobot petridish + sampel (sebelum pengeringan)         =          38,7744 g
Bobot petridish + sampel (setelah pengeringan)           =          38,7612 g

2.    Pupuk ZA
Bobot petridish kosong                                                  =          40,1242 g
Bobot petridish + sampel (sebelum pengeringan)         =          43, 1336 g
Bobot petridish + sampel (setelah pengeringan)           =          43, 0942 g
3.    Pupuk NPK
Bobot petridish kosong                                                  =          38, 2883 g
Bobot petridish + sampel (sebelum pengeringan)         =          41, 2963 g
Bobot petridish + sampel (setelah pengeringan)           =          41, 0793 g

Perhitungan                             :
Urea
% air = ((b – c)/ (b-a)) * 100 %
        = ((38,7744 – 38,7612)/ (38,7744 – 35,7299) * 100 %
        = 0,43 %
ZA
% air = ((b – c)/ (b-a)) * 100 %
         = ((43,1336 – 43,0942) / (43,1336 – 40,1242)) * 100%
         = 1,31 %
NPK
% air = ((b – c)/ (b-a)) * 100 %
         = ((41,2963 – 41,0793) / (41,2963 – 38,2883)) * 100%
         = 7,21 %

Kesimpulan                 :
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kadar air pada sampel pupuk urea, ZA, dan NPK berturut- turut adalah 0,43 %; 1,31 %; 7,21 %.

Daftar Pustaka            :
o   http://faridahanumgm47.blogspot.com/2012/03/penetapan-kadar-air-metode-oven-biasa.html
o   http://petani-kecil.blogspot.com/2013/06/pupuk-n-p-k.html